Kamis, 13 Februari 2014

KAMU

Diposting oleh nadiyah farah fadhilah di 17.07

           Siang itu, saat matahari telah mencapai titik paling atas. Aku berjalan menyusuri sawah yang sangat sejuk, pemandangan yang indah dan masih sangat alami di sekelilingku, jalan yang masih sangat sepi dan jauh dari polusi. Di situlah tempatku bertemu dengannya. Saat aku berjalan, tanpa sadar aku melihat seseorang yang menaiki sepeda. Dia menatapku, dengan mata indahnya dia menatapku. Begitupun denganku, aku merasa seolah - olah waktu telah berhenti. Dan disitulah perasaan inipun muncul. Peraasaan dimana aku ingin mengenalnya, ingin berbicara dengannya, mendengar suaranya, dan melihatnya. Saat aku sampai dirumah, aku masih teringat dengannya dan mulai bertanya kepada temanku.
         Aku sangatlah binggung, karena jika aku bertanya pada temanku. Dia pasti akan tahu bahwa aku menyukainya. Akhirnya akupun mencoba bertanya sekaligus mencoba menutupi perasaanku ini. 
"Lia, apa kamu tahu cowok yang......" Belum selesai aku bertanya, dia sudah tahu jawabannya.
"Namanya Bima, dia orang baru disini. Orang tuanya baru saja pindah kemarin." Jawab Lia
"Pantas saja, aku belum pernah melihatnya. Ternyata dia orang baru." Kataku 
"Memangnya kenapa?" Tanya Lia layaknya dia tahu apa yang sedang aku tutupi.
"Tidak apa - apa kok, aku cuma tanya. Karena tadi aku bertemu dengannya di jalan." Jawabku 
         Sejak saat itu, aku selalu menunggunya di  jam yang sama, dan di tempat yang sama. Tetapi, setelah hampir satu minggu aku menunggu. Dia tidak pernah melewati jalan itu lagi. Seperti dia hilang begitu saja. Sejak hari itu, akupun memutuskan untuk menguburkan niatku. Akan tetapi, tanpa kusangka ternyata dia muncul begitu saja. Seakan - akan dia telah pulang dari perjalanan jauhnya. Aku tak menyangka bisa bertemu dengannya lagi. Aku tak ingin dia pergi. Lantas aku memberanikan diri untuk menghampirinya dan berkenalan  dengannya. 
         "Hai" Itu adalah kata yang aku ucapkan pertama kali kepadanya.
         "Hai juga". Jawabnya. 
Mendengar suaranya saja, sudah menjadi alasan aku tersenyum. 
         "Oh iya, nama kamu siapa? kamu orang baru ya?" Tanyaku penasaran.
         "Namaku Bima, aku baru pindah seminggu yang lalu." Jawabnya dengan tersenyum manis kepadaku. 
         "Kenalin nama aku, Via. Kemarin kita juga sempat bertemu kan?" Tanyaku menginggatkan
         "Oh iya, rumah kamu dimana?" Tanyanya.
         "Di situ, di perumahan belakang sawah." Jawabku sambil menunjuk ke arah perumahan.
         "Lho, berarti kita sama dong." Katanya.
Mendengar itu, aku sangat terkejut. Bagaimana mungkin seorang yang selama ini aku cari, ternyata dia adalah tetanggaku sendiri. 
         "Rumah kamu yang mana?" Tanyaku penasaran
         "Warna biru di gang Arwana." Jawabnya.
         "Oh iya, umur kamu berapa?" Tanyaku 
         "15 tahun." Jawabnya yang lagi - lagi diikuti oleh senyum manisnya.
Aku benar - benar sangat terkejut setelah mendengarnya. Seperti ada panah yang berukuran sangat besar dan banyak yang telah menusuk tepat di dalam hati ini. Bagaimana tidak, ternyata umurnya lebih muda dibandingkan dengan umurku. 
         Sejak hari itu, dan sejak saat itu. Aku mulai untuk melupakannya, walau bagaimanapun aku sadar, bahwa aku terlalu tua untuknya. Dan mungkin diapun hanya menganggapku sebagai kakaknya. Lebih - lebih mungkin hanya sebagai sahabatnya. Walaupun menyakitkan, tetapi sekarang aku sudah bisa melupakannya. Diapun sudah pindah dan pergi entah kemana. Aku sadar, jika kita memaksakan sesuatu, maka hasilnya juga tidak akan baik. 

TAMAT


0 komentar:

Posting Komentar

 

MY STORY © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor